MAKALAH BENCANA ALAM
MAKALAH
BENCANA ALAM
DI
INDONESIA
Disusun
Oleh :
IDZNI
AFIF IDZIHAR 112160153
PRAMODYA
LINGGAR 112160156
GESANG
WINUKIR 112160157
JEREMIA
CHRISTOPER 112160158
DELVIN
ALDI PRAYOGA 112160161
HINDRA
GIRI SUSENO 112160162
PROGRAM
STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bencana
alam apapun bentuknya memang tidak diinginkan. Sayangnya kejadian pun terus
saja ada. Berbagai usaha tidak jarang dianggap maksimal tetapi kenyataan sering
tidak terelakkan. Masih untung bagi kita yang mengagungkan Tuhan sehingga
segala kehendak-Nya bisa dimengerti, meski itu berarti derita.
Banyak
masalah yang berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk
yang paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan
manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dalam
arti mudah difahami dan mudah diterima oleh mereka yang mengalami. Bayangkan saja
harta yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, dipelihara bertahun-tahun lenyap
seketika.
1.2 Rumusan Masalah
1. Masalah
– masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
2. Apa
devinis bencana alam itu ?
3. Apa
saja klasifikasi bencana alam itu ?
4. Apa
saja macam – macam bencana alam di sekitar kita kita dan cara mengatasinya ?
5. Apa
saja dampak yang terjadi akibat bencana alam itu ?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan
devinisi bencana alam.
2. Menjelaskan
klasifikasi benacana alama.
3. Menjelaskan
macam – macam bencana alam di sekitar kita kita dan cara mengatasinya.
4. Menjelaskan
dampak yang terjadi akibat bencana alam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Bencana Alam
Bencana
alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik,
seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia.
Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan
darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural,
bahkan sampai kematian.
Bencana
alam juga dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala alam.
Sebenarnya gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi
pada bumi. Namun, hanya ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan
segala produk budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat
menyebutnya sebagai bencana.
Kerugian
yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari
bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan:
“bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan”. Dengan
demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di
daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak
berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah “alam” juga ditentang karena
peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan
manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya
sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai
peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat
manusia.
Namun
demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta
memiliki kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang juga tinggi tidak akan
memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki
ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana
merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk
mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir.
Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk
yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.
2.2 Klasifikasi
Bencana alam
Klasifikasi
bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1.
Bencana alam geologis
Bencana
alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi (gaya endogen).
Yang termasuk dalam bencana alam geologis adalah gempa bumi, letusan gunung
berapi, dan tsunami.
2.
Bencana alam klimatologis
Bencana
alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh faktor angin dan
hujan. Contoh bencana alam klimatologis adalah banjir, badai, banjir bandang,
angin puting beliung, kekeringan, dan kebakaran alami hutan (bukan oleh
manusia).
Gerakan
tanah (longsor) termasuk juga bencana alam, walaupun pemicu utamanya adalah
faktor klimatologis (hujan), tetapi gejala awalnya dimulai dari kondisi
geologis (jenis dan karakteristik tanah serta batuan dan sebagainya).
3.
Bencana alam ekstra-terestrial
Bencana
alam Ekstra-Terestrial adalah bencana alam yang terjadi di luar angkasa, contoh
: hantaman/impact meteor. Bila hantaman benda-benda langit mengenai permukaan
bumi maka akan menimbulkan bencana alam yang dahsyat bagi penduduk bumi.
2.3 Macam-Macam
Bencana Alam
1. Banjir
Banjir
adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan
saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang
tidak dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi
karena jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga daerah yang rendah terkena
dampak kiriman banjir.
Jenis – Jenis Banjir
Banjir
merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi,
jenis banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, dan
banjir laut pasang.
a.
Banjir
Sungai : Terjadi
karena air sungai meluap.
b.
Banjir Danau : Terjadi karena
air danau meluap atau bendungannya jebol.
c.
Banjir Laut
pasang : Terjadi
antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi.
Penyebab Terjadinya Banjir
Secara
umum, penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut :
1. Penebangan
hutan secara liar tanpa disertai reboisasi,
2. Pendangkalan
sungai,
3. Pembuangan
sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai mapupun gotong royong,
4. Pembuatan
saluran air yang tidak memenuhi syarat,
5. Pembuatan
tanggul yang kurang baik,
6. Air
laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.
Dampak Dari Banjir
1. Banjir
dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:
2. Rusaknya
areal pemukiman penduduk,
3. Sulitnya
mendapatkan air bersih, dan
4. Rusaknya
sarana dan prasarana penduduk.
5. Rusaknya
areal pertanian
6. Timbulnya
penyakit-penyakit
7. Menghambat
transportasi darat
Cara Mengantisipasi Banjir
Untuk
mengantisipasi bencana banjir banyak hal yang harus dilakukan, diantaranya
adalah :
1. membersihkan
saluran air dari sampah yang dapat menyumbat aliran air sehingga menyebabkan
terjadinya banjir.
2. mengeruk
sungai-sungai dari endapan-endapan untuk menambah daya tampung air.
3. membangun
rute-rute drainase alternatif (kanal-kanal sungai baru, sistem-sistem pipa)
sehingga dapat mencegah beban yang berlebihan terhadap sungai.
4. tidak
mendirikan bangunan pada wilayah (area) yang menjadi daerah lokasi penyerapan
air.
5. tidak
menebangi pohon-pohon di hutan, karena hutan yang gundul akan sulit menyerap
air, sehingga jika terjadi hujan lebat secara terus menerus air tidak dapat
diserap secara langsung oleh tanah bahkan akan menggerus tanah, hal ini pula
dapat menyebabkan tanah longsor.
6. membuat
tembok-tembok penahan dan tanggul-tanggul di sepanjang sungai, tembok-tembok
laut di sepanjang pantai-pantai dapat menjaga tingkat ketinggian air agar tidak
masuk ke dalam daratan.
2. Kekeringan
Perlu
dibedakan antara kekeringan (drought) dan kondisi kering (aridity).
Kekeringanadalah kesenjangan antara air yang tersedia dengan air yang
diperlukan, sedangkan ariditas (kondisi kering) diartikan sebagai keadaan
jumlah curah hujan sedikit.
Kekeringan
(kemarau) dapat timbul karena gejala alam yang terjadi di bumi ini. Kekeringan
terjadi karena adanya pergantian musim. Pergantian musim merupakan dampak dari
iklim. Pergantian musim dibedakan oleh banyaknya curah hujan. Pengetahuan
tentang musim bermanfaat bagi para petani untuk menentukan waktu tanam dan
panen dari hasil pertanian. Pada musim kemarau, sungai akan mengalami
kekeringan. Pada saat kekeringan,sungai dan waduk tidak dapat berfungsi dengan
baik. Akibatnya sawah-sawah yang menggunakan sistem pengairan dari air hujan
juga mengalami kekeringan. Sawah yang kering tidak dapat menghasilkan panen.
Selain itu, pasokan air bersih juga berkurang. Air yang dibutuhkan sehari-hari
menjadi langka keberadaannya.Kekeringan pada suatu kawasan merupakan suatu
kondisi yang umumnya mengganggu keseimbangan makhluk hidup.
Kondisi
kekeringan dapat ditinjau dari berbagai segi, diantaranya:
1. Kekeringan
meteorologis (meteorological drought)
2. Kekeringan
pertanian (agricultural drought)
3. Kekeringan
hidrologis (hydrological drought)
4. Kekeringan
sosial – ekonomi (socio – economic drought)
Beberapa
cara untuk mengantisipasi kekeringan, diantaranya:
1. membuat
waduk (dam) yang berfungsi sebagai persediaan air di musim kemarau. Selain itu
waduk dapat mencegah terjadinya banjir pada musim hujan,
2. membuat
hujan buatan untuk daerah-daerah yang sangat kering,
3. reboisasi
atau penghijauan kembali daerah-daerah yang sudah gundul agar tanah lebih mudah
menyerap air pada musim penghujan dan sebagai penyimpanan cadangan air pada
musim kemarau
3. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran, menurut SK Menteri
Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988, adalah masuk atau
dimasukkannya mahluk hidup, zat,energi,
dan/atau komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau
berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh
kegiatan manusia dan
proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Pencemaran
lingkungan dapat dikategorikan menjadi:
1. Macam-macam Pencemaran
Lingkungan
Seperti
yang sudah disebutkan sebelumnya, pencemaran lingkungan dibagi menjadi tiga
yaitu :
Pencemaran
Air
Pencemaran
air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat
aktivitas manusia. Walaupun fenomena
alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll
juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak
dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal
dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat
mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada
air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat
berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam
polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksinorganik, minyak,
nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang
dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi
oksigen dalam air.
Adapun
penyebab / faktor terjadinya pencemaran air adalah :
Limbah
Pertanian
Limbah
pertanian mengandung polutan insektisida maupun pupuk organik. Polutan tersebut
dapat sampai ke air lingkungan melalui pengairan sawah, melalui hujan yang
jatuh pada daerah sekitar pertanian kemudian mengalir ke sungai atau danau di
sekitarnya.
Limbah
Rumah Tangga
Limbah
rumah tangga terdiri atas limbah cair, limbah padat dan bahan pencemar
biologis. Limbah rumah tangga cair terdiri dari bahan organik seperti sayur,
ikan, nasi, minyak, lemak dan air buangan manusia. Limbah padat terdiri dari
bahan anorganik seperti plastik, aluminium dan botol. Sedangkan bahan pencemar
biologis berupa bibit penyakit, bakteri dan jamur.
Limbah
Industri
Pembuangan
limbah industri (seperti Pb, Hg, dan Cd) di perairan akan menjadi polutan yang
berbahaya. Macam polutan yang dihasilkan oleh limbah industri antara lain:
polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuih dan berwarna) dan
polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk) atau berupa suhu (air
menjadi panas). Selain itu limbah yang juga berbahaya adalah tumpahan minyak
bumi ke perairan.
Penangkapan
Ikan dengan Racun
Sebagian
nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan) atau potas (racun
kimia) untuk menangkap ikan. Racun ini tidak hanya mematikan ikan tetapi juga
seluruh biota air laut. Kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan racun ini,
akan menyebabkan terjadinya pencemaran di lingkungan air dan menurunkan sumber daya
perairan.
2, Pencemaran Udara
Pencemaran
udara adalah kehadiran satu atau lebih substansifisik, kimia,
atau biologi
di atmosfer dalam
jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan,
mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara
dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa
definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap
sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan
Adapun
penyebab dari pencemaran udara digolongkan menjadi dua, yaitu:
1).
Faktor Internal
·
Debu yang berterbangan akibat tiupan
angin
·
Debu yang dikeluarkan oleh letusan gunung
berapi beserta gas-gas vulkanik
·
Proses pembusukan sampah organik.
2).
Faktor Eksternal
·
Hasil pembakaran bahan bakar fosil
·
Debu dari hasil kegiatan industri
·
Pemakaian zat-zat kimia yang
disemprotkan ke udara.
3 Pencemaran Tanah
Pencemaran
tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar
ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak,
zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika
suatu zat berbahaya/beracun telah
mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan
atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian
terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut
dapat berdampak langsung kepadamanusia ketika
bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Pencemaran
tanah juga banyak diakibatkan oleh sampah-sampah organik, anorganik, dan bahan-bahan
kimia.Sampah organik dapat dihancurkan oleh jasad-jasad renik menjadi mineral,
gas dan air, sehingga terbentuklah humus melalui proses dekomposisi. Sampah
organik itu misalnya dedaunan, jaringan hewan, kertas dan kulit. Sampah-sampah
tersebut tergolong sampah yang mudah terurai. Namun, sampah organik dapat
menimbulkan berbagai macam pertumbuhan bibit penyakit dan bau tidak sedap.
Sedangkan sampah anorganik seperti botol, karet sintesis, pecahan kaca, kaleng
besi, aluminium, bahan sintetik seperti plastik yang sulit dan detergen yang
bersifat non bio degradable (secara alami sulit diuraikan). Sampah anorganik
tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas tanah dan mengganggu penyerapan
air ke tanah. Kaleng bekas, botol, dan ban bekas mampu menampung air ketika
hujan, sehingga secara tidak langsung dapat menjadi tempat sarangnya
jentik-jentik nyamuk seperti jentik nyamuk penyebab demam berdarah,
chikungunya, dan malaria.
4. PENYEBAB TERJADINYA PENCEMARAN
LINGKUNGAN
Penyebab
terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan oleh tangan manusia.
Pencemaran air dan tanah adalah pencemaran yang terjadi di perairan seperti
sungai, kali, danau, laut, air tanah, dan sebagainya. Sedangkan pencemaran
tanah adalah pencemaran yang terjadi di darat baik di kota maupun di desa. Alam
memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi air yang telah tercemar dengan
proses pemurnian atau purifikasi alami dengan jalan pemurnian tanah, pasir,
bebatuan dan mikro organisme yang ada di alam sekitar kita.
Jumlah
pencemaran yang sangat masal dari pihak manusia membuat alam tidak mampu
mengembalikan kondisi ke seperti semula. Alam menjadi kehilangan kemampuan
untuk memurnikan pencemaran yang terjadi. Sampah dan zat seperti plastik, DDT,
deterjen dan sebagainya yang tidak ramah lingkungan akan semakin memperparah
kondisi pengrusakan alam yang kian hari kian bertambah parah.
Sebab
Pencemaran Lingkungan di Air dan di Tanah :
1. Erosi
dan curah hujan yang tinggi.
2. Sampah
buangan manusia dari rumah-rumah atau pemukiman penduduk.
3. Zat
kimia dari lokasi rumah penduduk, pertanian, industri, dan sebagainya.
4. Salah
satu penyebab pencemaran di air yang paling terkenal adalah akibat penggunaan
zat kimia pemberantas hama DDT. DDT digunakan oleh para petani untuk mengusir
dan membunuh hama yang menyerang lahan pertanian. DDT tidak hanya berdampak
pada hama namun juga binatang-binatang lain yang ada di sekitarnya dah bahkan
di tempat yang sangat jauh sekalipun akibat proses aliran rantai makanan dari
satu hewan ke hewan lainnya yang mengakumulasi zat DDT. Dengan demikian seluruh
hewan yang ada pada rantai makanan akan tercemar oleh DDT termasuk pada
manusia. DDT yang telah masuk ke dalam tubuh akan larut dalam lemak, sehingga
tubuh kita akan menjadi pusat polutan yang semakin hari akan terakumulasi
hingga mengakibatkan efek yang lebih menakutkan.
5.
DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN
Dampak
pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan,
jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang
terkena. Kromium,
berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan
bahan karsinogenik untuk
semua populasi.Timbal sangat
berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak,
serta kerusakan ginjal
pada seluruh populasi. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada
konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air
raksa) dan siklodiena dikenal
dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat
dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang
perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat
beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing,
letih, iritasi mata, dan
ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada
dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.
Pencemaran
tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat
menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik
dan antropodayang
hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa
spesies primer dari rantai makanan,
yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari
rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah
tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat
menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada
makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada
saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang
telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies
tersebut.
Dampak
pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat
menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak
lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan
tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang
panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari
bahan pencemar tanah utama.
Punahnya
spasies tertentu dapat mengibah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Rantai
makanan, jaring-jaring makanan dan lairan energi menjadiberubah. Akibatnya,
keseimbangan lingkngan terganggu. Daur materi dan daur biogeokimia menjadi
terganggu.
Kesuburan
Tanah Berkurang
Penggunaan
insektisida mematikan fauna tanah. Hal ini dapat menurunkan kesuburan tanah.
Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah menjadi asam. Hal ini
juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Demikian juga dengan terjadinya hujan
asam.
6. PENANGANAN DAN PENANGGULANGAN
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Remediasi
:
Remediasi
adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis
remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ
(atau off-site). Pembersihan on-site adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri
dari pembersihan,venting (injeksi), dan
bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar
dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah
tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan
di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh
lebih mahal dan rumit.
Bioremediasi
Bioremediasi adalah
proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi
bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan
air).
Pengurangan
pemakaian CFC
Untuk
menghilangkan kadar CFC di atmosfer diperlukan waktu sekitar seratus tahun
salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan mengurangi penggunaan CFC yang
tidak perlu oleh manusia. Mengurangi penggunaan penggunaan CFC dapat mencegah
rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga dapat mengurangi pemanasan global.
Membuang
sampah pada tempatnya
Membuang
sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan aliran airnya terhambat.
Akibatnya, samapah akan menumpuk dan membusuk. Sampah yang membusuk selain
menimbulkan bau tidak sedap juga akan menjadi tempat berkembang biak berbagai
jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir pada musim hujan.
Penggunaan
pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai
Pemberian
pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil pertanian. Namun, di sisi lain
dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut masuk ke perairan. Eutrofikai
merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk buatan yang
masuk ke perairan.
4. Gempa Bumi
Gempa
bumi adalah goncangan yang mengguncang suatu daerah mulai dari yang tingkat
rendah sampai tingkat tinggi yang membahayakan. Gempa dengan skala tinggi dapat
membuat luluhlantak apa-apa yang ada di permukaan bumi. Rumah, gedung, menara,
jalan, jembatan, taman, landmark, dan lain sebagainya bisa hancur rata dengan
tanah jika terkena gempa bumi yang besar.
Kebanyakan
gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang
dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar
dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan
lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akǍan terjadi.
Gempa
bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi
yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi
lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman
lebih dari 600 km.
Beberapa
gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung
berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan
gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena
menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di
Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi
atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit
listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga
dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi
Mengantisipasi
Gempa Bumi
Antisipasi
yang harus dilakukan bagi masyarakat luas adalah apa dan bagaimana cara menghadapi
kejadian gempa, pada saat dan sesudah gempa terjadi. Beberapa saran dalam
menghadapi kejadian gempa adalah sebagai berikut:
Sebelum
terjadi gempa
o
Mengetahui secara teliti jalan-jalan
keluar masuk dalam keadaan darurat di mana pun kita berada. Ingat gempa dapat
terjadi sewaktu-waktu.
o
Meletakkan barang-barang yang berat di
tempat yang stabil dan tidak tergantung.
o
Matikan segera lampu, kompor minyak atau
gas serta listrik agar terhindar dari bahaya kebakaran.
Saat
terjadi gempa
·
Jika berada di dalam ruangan: diamlah
sejenak, jangan panik dan segeralah keluar dari bangunan. Secepatnya mencari
perlindungan di bawah meja atau di dekat pintu. Jauhi tempat-tempat yang
mungkin mengakibatkan luka seperti kaca, pipa gas atau benda-benda tergantung
yang mungkin akan jatuh menimpa..
·
Jika berada di luar rumah: tinggallah
atau carilah tempat yang bebas dari bangunan-bangunan, pohon atau dinding.
Jangan memasuki bangunan meskipun getaran gempa sudah berhenti karena tidak
mustahil runtuhan bangunan masih dapat terjadi.
·
Jika berada di tengah keramaian:
janganlah turut berdesak-desakan mencari jalan keluar, meskipun orang-orang
yang panik mempunyai keinginan yang sama. Carilah tempat yang tidak akan
kejatuhan runtuhan.
·
Jika berada dalam bangunan tinggi:
secepatnya mencari perlindungan di bawah meja dan jauhilah jendela atau dinding
luar bangunan. Tetaplah berada di lantai di mana kamu berada ketika gempa
terjadi, dan jangan gunakan elevator atau lift yang ada.
·
Jika sedang mengendarai kendaraan:
hentikan kendaraan kamu dan tetaplah berada di dalam mobil dan pinggirkanlah
mobil kamu. Jangan berhenti di atas jembatan, atau di bawah jalan layang. Jika
gempa sudah berhenti, janganlah langsung melintasi jalan layang atau jembatan
yang membentang, sebelum dipastikan kondisinya aman.
Setelah
terjadi gempa
o
Tetap menggunakan alas kaki untuk
menghindari pecahan-pecahan kaca atau bahan-bahan yang merusak kaki.
o
Periksalah apakah kamu mendapat luka
yang memerlukan perawatan segera.
o
Periksalah aliran/pipa gas yang ada
apakah terjadi kebocoran. Jika tercium bau gas usahakan segera menutup
sumbernya dan jangan sekali-kali menyalakan api dan merokok.
o
Periksalah kerusakan yang mungkin
terjadi pada bangunan kamu.
o
Dengarkan informasi melalui televisi,
radio, telepon yang biasanya disiarkan oleh pemerintah, bila hal ini
memungkinkan.
o
Bersiaplah menghadapi kemungkinan
terjadinya gempa-gempa susulan. Dan berdoa agar terhindar dari bencana yang
lebih parah.
5. Tsunami
Tsunami
adalah ombak yang sangat besar yang menyapu daratan akibat adanya gempa bumi di
laut, tumbukan benda besar/cepat di laut, angin ribut, dan lain sebagainya.
Sunami sangat berbahaya karena bisa menyapu bersih pemukiman warga dan menyeret
segala isinya ke laut lepas yang dalam. Tsunami yang besar bisa membunuh banyak
manusia dan makhluk hidup yang terkena dampak tsunami.
Penyebab terjadinya tsunami
Skema terjadinya tsunami
Tsunami
dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar
air, seperti letusan gunung api, gempa bumi,longsor maupun meteor yang jatuh ke
bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman
sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika
meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan
vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara
tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya.
Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di
pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan
gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi,
dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami
mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya
sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang
tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai
tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa
air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis
pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa
kilometer.Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar.
Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup
ke bawah lempeng benua.
Tanah
longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat
mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang
menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun
secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya
terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari
atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi
megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa
yang menyebabkan tsunami :
a)
Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 – 30 km)
b)
Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
c)
Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
Cara Mengantisipasi Tsunami :
Beberapa
langkah dalam antisipasi dari bencana tsunami:
o
Jika kamu sedang berada di pinggir laut
atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi.
Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.
o
Jika situasi memungkinkan, pergilah ke
tempat evakuasi yang sudah ditentukan.
o
Jika situasi tidak memungkinkan untuk
melakukan tindakan No.2, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja
(ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang
paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
o
Jika situasi memungkinkan, pakai jaket
hujan dan pastikan tangan kamu bebas dan tidak membawa apa-apa.
6. Angin Puting Beliung / Angin
Ribut
Angin
puting beliung adalah angin dengan kecepatan tinggi yang berhembus di suatu
daerah yang dapat merusak berbagai benda yang ada di permukaan tanah. Angin
yang sangat besar seperti badai, tornado, dan lain-lain bisa menerbangkan
benda-benda serta merobohkan bangunan yang ada sehingga sangat berbahaya bagi manusia.
Puting
Beliung secara resmi digambarkan secara singkat olehNational Weather Service
Amerika Serikat seperti tornado yang melintasi perairan. Namun, para peneliti
umumnya mencirikan puting beliung “cuaca sedang” berasal dari puting beliung
tornado.
Puting
beliung cuaca sedang sedikit perusak namun sangat jauh dari umumnya dan
memiliki dinamik yang sama dengansetan debu dan landspout. Mereka terbentuk
saat barisan awan cumulus congestus menjulang di perairan tropis dan
semitropis. Angin ini memiliki angin yang secara relatif lemah, dinding
berlapis lancar, dan umumnya melaju sangat pelan. Angin ini sangat sering
terjadi di Florida Keys.
Puting
Beliung Tornado merupakan secara harafiah sebutan untuk “tornado yang melintasi
perairan”. Angin ini dapat terbentuk melintasi perairan seperti tornado
mesosiklon, atau menjadi tornado darat yang melintas keluar perairan. Sejak
angin ini terbentuk dari badai petir perusak dan dapat menjadi jauh lebih
dahsyat, kencang, dan bertahan lebih lama daripada puting beliung cuaca sedang,
angin ini dianggap jauh lebih membahayakan.
2.3 Dampak Bencana Alam
Kerugian
yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari
bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan:
“bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan”. Dengan
demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di
daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak
berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah “alam” juga ditentang karena
peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan
manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya
sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai
peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat
manusia. Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi
(hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang juga tinggi
tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana
memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan
bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur
untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang
hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah
penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang
cukup.
Bencana
berarti juga terhambatnya laju pembangunan. Berbagai hasil pembangunan ikut menjadi
korban sehingga perlu adanya proses membangun ulang. Kehidupan sehari-hari juga
menjadi tersendat-sendat. Siswa yang hampir menempuh ujian terpaksa berhenti
bersekolah. Kenyataan seperti ini berarti pula muncul kemungkinan kegagalan di
masa mendatang. Pemenuhan kebutuhan seharihari juga menjadi sulit padahal
penggantinya juga tidak bisa diharapkan segera ada.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bencana
alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik,
seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia.
Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan
darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural,
bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan
untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka.
Klasifikasi
bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Bencana
alam geologis
2. Bencana
alam klimatologis
3. Bencana
alam ekstra-terestrial
Sedangkan
macam- macam bencana alam yang ada di sekitar kita adalah sebagai berikut:
1. Pemanasan
Global
2. Gempa
bumi
3. Gunung
meletus
4. Kebakaran
liar
5. Banjir
6. Tsunami
7. Bencana
alam terkait cuaca
8. Tornado
9. Kemarau
Besarnya
potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari
kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor
besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Komentar
Posting Komentar